Rabu, 22 Agustus 2012

PEMULIHANNYA

ALLAH YANG MEMULIHKAN Yehezkiel 17 : 22-24 Pengantar Nabi Yehezkiel tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 SM, anak seorang imam yang bernama Busi. Dia terpanggil menjadi seorang Nabi pada umur 30 tahun, lima tahun setelah berada di pembuangan, dia bertempat tinggal di Tel-Abib, di tepi sungai Kebar yang ada di Babel (Yeh. 1:1-3). Melalui Nabi Yehezkiel, Allah menyampaikan pesanNya kepada bangsa Israel untuk menyatakan kasih setiaNya yang nyata dalam karya keselamatan yang diperbuat Allah bagi mereka. Bangsa Israel yang sedang dihukum Allah dalam pembuangan Babel tetap diperdulikan oleh Allah dan ingin membangun dan memperbaharui bangsa itu. Secara umum Yehezkiel menyampaikan pesannya kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan mereka yang tinggal di Yerusalem. Penjelasan • Ay. 22, Kondisi bangsa Israel pada masa Pembuangan benar-benar tidak berdaya dan sudah sampai pada keputus-asaan dan sepertinya tidak memiliki harapan bahkan tidak berani lagi untuk percaya kepada kuasa Allah. Hukuman Allah yang mereka terima menyadarkan mereka bahwa Tuhan benar-benar murka dan kemarahan Allah menghancurkan seluruh sendi-sendi kehidupan umat itu. Mereka bukan saja hancur secara sosial politik, tetapi juga hancur secara mental dan kehilangan akar iman mereka, sehingga umat itu tak lebih dari sebatang pohon yang sudah layu[1]. Oleh sebab itulah para nabi pada masa itu lebih banyak berperan untuk menguatkan mereka dan membangun kembali iman dan harpan mereka akan kuasa Tuhan. Para nabi menyampaikan nubuat penghiburan dan pengampunan Allah. Pada masa itu, Yerusalem sudah hancur dan bait suci hangus terbakar, serta seluruh pemimpin dan tokoh masyarakat dibuang ke Babel, sepertinya sejarah Israel sudah tamat, tidak ada lagi tunggul yang dapat bertunas bagi dinasti Daud. Itu sebabnya nabi Yehezkiel menyampaikan pesan Tuhan : “Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya; Aku mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas”.. Jika kita perhatikan ayat ini, adalah suatu teori baru tantang pohon Aras yang biasanya ditanam dan tumbuh dengan biji, sekarang malah ditanam dan tumbuh dari carang dari pucuk pohon aras yang tinggi; dan menjadi pohon aras yang paling hebat. Pohon aras yang tinggi, adalah gambaran yang menunjuk kepada pemerintahan kerajaan Babel yang berkuasa, mematahkan daripucuk berarti Tuhan memisahkan dan melepaskan bangsa itu dari kekuasaan Babel yang kuat dan berkuasa itu. Tuhan Allah sendiri mencabut sebuah cabang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya di atas gunung yang tinggi, sehingga semua orang bisa melihatnya (bd. Yes 2:2; 11:10)[2]. Dalam hal ini Yehezkiel mengajak bangsa itu untuk mengenal kuasa Tuhan bukan dari realitas dan situasi yang sedang terjadi saat ini, tetapi melihat dari sisi janji Allah yang tidak pernah ingkar. Nabi Yehezkiel, secara khusus memotivasi bangsa itu untuk percaya kepada nubuat pemulihan, dan mendorong mereka untuk keluar dari keputus-asaan dan bangkit kembali sembari menantikan janji Allah. Sebelumnya nabi Yeremia sudah menubuatkan bahwa mereka akan mengalami masa-masa pembuangan itu selama 70 tahun lamanya, namun pada tahun ketujuh puluh itu mereka akan dibebaskan oleh kuasa Allah. (Yer. 25:1-14). Yehezkiel ingin mengatakan bahwa Allah Israel adalah Allah yang setia dengan janjiNya. • Ay. 23, “di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya”. Keberadaan bangsa Israel sebagai umat Allah sesungguhnya tidak terpisahkan dari bangsa-bangsa di seantero dunia. Tuhan memilih Israel menjadi umat pilihanNYA adalah dalam rangka kasih setia-Nya yang kekal kepada seluruh bangsa dan seluruh ciptaan. Artinya, kasih setia dan keselamatan Allah bersifat universal. Melalui pemulihan Israel seluruh dunia akan memperoleh berkat keselamatan kehidupan yang penuh damai sejahtera. Setelah bangsa Isarel pulang dari pembuangan, Tuhan menempatkan mereka di atas ‘gunung Israel yang menjulang tinggi ke atas’. Ini juga gambaran yang menyatakan tentang Yerusalem yang besar. Hal ini seiring dengan nubuatan nabi Yesaya pada Yes 11:1 :” Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah”. Gambaran ini adalah menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus, yang datang dari keturunan si Daud (Yer 23:5; 33;15). Sehingga melalui dan di dalam Tuhan Yesus, Tuhan Allah mengawali kehidupan baru ‘ pohon aras yang hebat”. • Ay. 24 “Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya.". Ayat ini memperlihatkan gambaran hidup orang yang selalu setia dan melandaskan hidupnya hanya kepada kasih karunia Tuhan semata; sehingga ia memperoleh pemulihan dalam kehidupannya. Semuanya ini menjadi suatu kesaksian yang hidup bagi bangsa-bangsa yang ada di atas bumi ini (ay 24) semua bangsa akan mengetahui bahwa Tuhan Allah adalah Maha kuasa, tidak ada yang dapat mengimbangiNya. Kuasa Tuhan tidak terbatas, Ia sanggup merendahkan pohon yang tinggi, dan meninggikan pohon yang rendah. Artinya, Tuhan sanggup merendahkan bangsa yang besar dan berkuasa (Babel) oleh karena kesombongannya, yang merasa lebih unggul dan berkuasa dari bangsa-bangsa lainnya. Tuhan juga sanggup mengangkat dan meninggikan bangsa yang rendah (Israel), yang menganggap dan merasakan dirinya tidak berharga, terbuang, lemah dan kecil menjadi bangsa yang besar serta menjadi pelindung bagi banyak bangsa-bangsa. Tuhan adalah